:D

berdasarkan penetapan kehidupan setelah bertahun-tahun diperoleh hasil analisa bahwa segala yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik; besar atau kecil masalah adalah tergantung pandangan dan cara menyelesaikannya; berbicara ada diantara hak dan kewajiban; aku harus menjadi motivator terbaik bagi diriku; diriku adalah pembatas tentang apa yang aku pikirkan,rasakan, dan lakukan; to be continue . . .

tanda

serpihan (3) cinta (2) keluarga (2) organisasi (1)

Rabu, 08 Agustus 2012

Jiwa Ragaku Menggila


sejenak ku terdiam, memikirkan apa yang sedang ada dalam pikiranku, dan ku sadari bahwa betapa rumitnya pemikiran ini.
cabangnya terlalu banyak, lebih rumit dari senyawa kompleks.
membuat nafasku terasa berat, membuat tubuh lemas, mata berkunang-kunang, seakan gempa bumi berkekuatan maha dasyat telah menimpaku.
bolehkan ku katakan, bahwa aku iri dengan mereka Tuhan??
bolehkah ku mencela buatanMu yang terkenal sempurna??
aku hanya merasa bahwa aku tidak pada tempatku.
aku merasa asing dengan diriku.
aku ingin menangis sekeras-kerasnya, hingga seluruh penyakit dalam diriku luruh, memudar, dan lenyap.
aku bimbang Tuhan, sampai lelah jiwa dan raga ini bertanya pada pikiranku, akan menuju kemana diriku ini.
mereka membuatku iri dengan apa yang Kau berikan pada mereka atas segala keindahan yang sebenarnya lebih indah, yang ternyata aku-lah pemiliknya.
mereka membuatku terbengong-bengong dengan apa yang mereka dapatkan.
mereka membuatku ingin bertransformasi dalam dunia semu, jauh dari titik pusatku.
mereka seakan membisikan padaku, jadilah sepertiku agar kamu (aku yang dinasihati) memiliki kehidupan yang indah sepertiku (mereka yang membujukku).
dalam hatiku berkata, aku mau, namun aku tak sanggup hidup di dunia semu tanpa cahaya kehidupan yang sinarnya nyata
aku mau, namun itu sulit.
aku tak mungkin meninggalkan diriku yang sebenarnya, aku tak mungkin meninggalkan jiwa yang berharga ini, aku tak sampai hati meninggalkan mereka, memaksa mereka menjadi apa yang mereka tidak harapkan.
sampai pada akhirnya aku putuskan, untuk selalu merundingkan setiap perubahan, setiap langkah yang akan aku jalani.
aku siap menjadi cemooh mereka bila akhirnya harus ku terima.
aku rela bertahan.
toh, semua cemooh, hinaan mereka, tak akan menyakitkan, selama aku mengerti mengapa aku berani melawan arus mereka.

3 komentar: